PERTEMUAN 3 SEMESTER GENAP PKK XII TP 1
Assalaamu’alaikum wr.wb
Semoga kalian dalam keadaan sehat dan
siap meraih masa depan yang gemilang didepan sana. Walupun tantangan dan
rintangan senantiasa ada. Jiwa optimis dan rasa percaya pada masa depan yang
pasti lebih baik akan mengantarkan pada kesuksesan.
Selamat bertemu kembali dalam
pembelajaran daring PKK kleas XII TP 1
Mteri
kita pada pertemuan ini adalah “Metoda Perakitan Produk Barang/Jasa”
METODA PERAKITAN PRODUK BARANG/JASA
KOMPETENSI DASAR (PENGETAHUAN)
3.13 Menerapkan metoda perakitan produk
barang/jasa
KOMPETENSI DASAR (KETERAMPILAN
4.13 Melakukan perakitan produk barang/jasa
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami
pengertian dan prinsip perakitan
2. Menerangkan
prose perakitan
3. Menganalisis
sistem perakitan
4. Mengetahui
rancangan perakitan
Perakitan adalah suatu proses penyusunan
dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu
alat atau mesin yang mempunyai fungsi
tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan
berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat
diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau
pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
B. METODE PERAKITAN.
Dalam produksi massal, proses
perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan,
pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian
proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk
dengan bentuk yang standar.
1. Metode
perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen
a. Metode Cascade
Metode Cascade adalah metode perakitan
antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini
banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan
rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara
komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan
untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling.
Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak
paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil
pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara
bertahap sampai batang paku putus.
b. Metode Keseimbangan
Metode keseimbangan dalam perakitan
merupakan proses penyambungan komponen- komponen dengan menggunakan spot
welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk
penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot
welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat
terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan
yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus
dilakukan secara seimbang.
c. Metode Bongkar Pasang (Knock
down)
Metode bongkar pasang atau istilah
yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan
untuk perakitan. Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya :
- Memudahkan dalam mobilitas
atau transfortasi.
- Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian
komponen bagian dalam.
- Memudahkan dalam operasional pekerjaan.
- Konstruksi menjadi lebih sederhana
Penggunaan lebar bahan dan jenis
dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode
knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw.
Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal
pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang- lobang ini
biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak
tetap lebih besar dari lobang yang tetap.
2. Metode perakitan ditinjau dari
sifat komponen yang dirakit
a. Metode perakitan yang dapat
ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang
akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (inter changeable), karena
bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan
baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita
menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan
komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat
diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap
mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang
relatif lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode
pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang
pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam
pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan
pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang
sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan
terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang
diambil dari komponen yang pertama.
3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan
1. Jenis bahan
yang akan dirakit
2. Kekuatan yang
dibutuhkan
3. Pemilihan metode penyambungan
4. Pemilihan metode penguatan
5. Penggunaan alat
bantu perakitan
6. Tolerasi
7. Bentuk/
tampilan produk
8. Ergonomis
9. Finishing
4. Prosedur Perakitan
Prosedur perakitan kedalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Penyelesaian
Manfaat Desain Produk
Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan
adanya desain produk untuk perakitan adalah sebagai berikut :
1.
Mengurangi biaya
produksi.
2.
Mengurangi jumlah
komponen.
3.
Mempersingkat waktu
perakitan.
4.
Meningkatkan keandalan
produk.
5.
Mengurangi lead
time.
Dengan menyusun rencana dalam perakitan
yang bertahap dan sistematis, perusahaan dapat meningkatkan daya saing
pada persaingan pasar, karena :
1.
Memiliki produk dengan
kualitas tinggi.
2.
Memiliki waktu
pengiriman kepada pelanggan yang lebih pendek.
3.
Memiliki biaya
produksi yang lebih rendah.
C. SISTEM PERAKITAN
DAN KESEIMBANGAN LINTASAN
1. Sistem perakitan
Ada beberapa macam jenis perakitan
yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang
akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan
sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :
Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara
konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang
sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti
otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan
membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan
dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;
Produk tunggal Jenis perakitan
tunggal yaitu perakitan dengan produk
hanya satu jenis saja
Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah
massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya proses perakitan produk
elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.
2. Terminology Keseimbangan Lintasan
Istilah - istilah dalam keeimbangan
lintasan :
- Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan
dalam proses perakitan
- Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu
elemen kerja yang sudah tidak dapat terbagi lagi.
- Total Waktu Pengerjaan : yaitu jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang
lintasan
- Waktu proses stasiun kerja : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut
- Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat
dihasilkan pada lintasan
- Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik
yang mengambarkan urutan elemen kerja
yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node
yang menunjukkan aliran tiap elemen .
3. Metode Keseimbangan lintasan
a. Metode Bobot Posisi
Metode bobot posisi sering dikenal
pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B.
Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang
paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan
antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and
waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi
( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar
diletakkan pda urutan teratas.
b. Metode pendekatan wilayah
Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth. Metode ini merupakan pengembangan
dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge
and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu
pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar.
c. Metode Largest Candidate Rule
Metode Largest Candidate Rule adalah
metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.
d. Metode keseimbangan
lintasanTerkomputerisasi
Beberapa metode lintasan
komputerisasi yang sudah banyak diterapkan, yaitu sebagai berikut:
COMSOAL (Computer Methode of sequencing Operation For
Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun
metode ini cukup dipertimbangkan untuk
mengatasi persoalan keseimbangan lintasan
dibandingkan dengan metode sebelumnya
CALB (Computer Assembly Line Balancing), CALB dapat
digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran
ALPACA (Assembly Line Planning and Control), merupakan metode
pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar