Senin, 25 Januari 2021

PERTEMUAN 4 Pengujian Fungsi Produk Barang/Jasa

 


Materi :

Pengujian Fungsi Produk Barang/Jasa

 

Kompetensi Dasar :

 

3.14.       Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk  barang/jasa

4.14.       Melakukan pengujian produk barang/jasa

 

ndikator

3.14.1.  Menjelaskan cara/tahapan pengujian fungsi produk barang/jasa

3.14.2.  Menjelaskan Prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

3.14.3.  Mengidentifikasi komponen-komponen pengujian fungsi produk barang/jasa

3.14.4.  Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

4.14.1.  Melakukan pengujian produk barang/jasa

Materi Pokok

Dasar pengujian 

Paket software prototype diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian system bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada system dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009). 

Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari : 

  • Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar. 
  • Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan. 
  • Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan. 
  • Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional. 
  • Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi. 
  • Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program. 

Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar  (Simarmata, 2009). 

Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user.

·         Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM),

·         End User Computing (EUC)

·         Satisfaction,

·         Task Technology Fit (TTF)

·         Analysis dan  Human Organizational Technology (HOT)

·         Fit Model. 

Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000). 

Proses Pengujian Produk Baru 

Pengujian produk baru bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara umum, terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut : 

Technical Testing (Pengujian Teknis) 

Yaitu dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya seperti estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan, dan sebagainya. 

Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan) 

Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya.

Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut : 

  1. Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing. 
  2. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru. 
  3. Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya. 
  4. Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk. 

Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi) 

Yaitu prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS. 

Test Markets (Pengujian Pasar) 

Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variabel, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya perusahaan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi. 

Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, adalah sebagai berikut : 

Dalam metode sales wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang lebih murah. Kemudian perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen memilih produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga mencakup usaha untuk mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk kasar untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang. 

  • Simulated Test Marketing 

Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified dipusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk datang ke sebuah toko khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan. 

Perusahaan lalu mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek baru dan merek pesaing. Data ini akan memberikan gambaran tentang efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing. Konsumen lalu diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa minggu setelah itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang bersangkutan. 

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau`membeli jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru perusahaan. 

  • Test Markets 

Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan. Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan. 

Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan mendapat pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen pasar. 

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan memakai teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan melakukan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia ditempat mereka sendiri. 

Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi, dan sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan. 

Fungsi pengujian produk /jasa 

Tujuan tahap ini adalah untuk :  

  • memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru, 
  • mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk,
  • menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk di pasar. 

Setelah membaca dan mempelajari materi diatas silahkan kerjakan soal berikut !

 

Senin, 18 Januari 2021

PERTEMUAN 3 METODE PERAKITAN BARANG DAN JASA

 

PERTEMUAN 3 SEMESTER GENAP PKK XII TP 1

 


Assalaamu’alaikum wr.wb

Semoga kalian dalam keadaan sehat dan siap meraih masa depan yang gemilang didepan sana. Walupun tantangan dan rintangan senantiasa ada. Jiwa optimis dan rasa percaya pada masa depan yang pasti lebih baik akan mengantarkan pada kesuksesan.

Selamat bertemu kembali dalam pembelajaran daring PKK kleas XII TP 1

Mteri kita pada pertemuan ini adalah Metoda Perakitan Produk Barang/Jasa

 Modul 13

METODA PERAKITAN PRODUK BARANG/JASA

 

KOMPETENSI DASAR (PENGETAHUAN)

3.1Menerapkan metoda perakitan produk barang/jasa

 KOMPETENSI DASAR (KETERAMPILAN

4.13 Melakukan perakitan produk barang/jasa 

TUJUAN PEMBELAJARAN

1.   Memahami pengertian dan prinsip perakitan

2.   Menerangkan prose perakitan

3.   Menganalisis sistem perakitan

4.   Mengetahui rancangan perakitan

 

 A.  PENGERTIAN & PRINSIP PERAKITAN PRODUK

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen  menjadi  suatu alat  atau mesin  yang  mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian  komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.permesinan  (  frais,  bubut,  bor,  dan  gerinda  )  dan  pengelasan  yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

 

B.  METODE PERAKITAN.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

1. Metode perakitan  ditinjau dari proses penyambungan komponen

a. Metode Cascade

Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus.

b. Metode Keseimbangan

Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen- komponen dengan menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.

c. Metode Bongkar Pasang (Knock down)

Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan. Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya :

- Memudahkan dalam mobilitas atau transfortasi.

- Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian komponen bagian dalam.

- Memudahkan dalam operasional pekerjaan.

- Konstruksi menjadi lebih sederhana

Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang- lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap. 

2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (inter changeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

 

3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan

1.   Jenis bahan yang akan dirakit

2.   Kekuatan yang dibutuhkan

3.   Pemilihan metode penyambungan

4.   Pemilihan metode penguatan

5.   Penggunaan alat bantu perakitan

6.   Tolerasi

7.   Bentuk/ tampilan produk

8.   Ergonomis

9.   Finishing

 

4. Prosedur Perakitan

Prosedur perakitan kedalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut :

a.   Persiapan

b.   Pelaksanaan

c.   Penyelesaian 


Manfaat Desain Produk

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan adanya desain produk untuk perakitan adalah sebagai berikut :

1.    Mengurangi biaya produksi.

2.    Mengurangi jumlah komponen.

3.    Mempersingkat waktu perakitan.

4.    Meningkatkan keandalan produk.

5.    Mengurangi lead time.

Dengan  menyusun rencana dalam perakitan yang bertahap dan sistematis, perusahaan dapat  meningkatkan daya saing pada persaingan pasar, karena :

1.    Memiliki produk dengan kualitas tinggi.

2.    Memiliki waktu pengiriman kepada pelanggan yang lebih pendek.

3.    Memiliki biaya produksi yang lebih rendah.

 

C.   SISTEM PERAKITAN DAN KESEIMBANGAN LINTASAN

1. Sistem perakitan

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

Perakitan   Manual yaitu;   perakitan   yang   sebagian   besar   proses   dikerjakan   secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.

Perakitan  otomatis yaitu;  perakitan  yang  dikerjakan  dengan  sistem  otomatis  seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;

Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja

Produk  seri  Jenis  perakitan  produk  seri adalah  bila  perakitan  dilakukan  dalam  jumlah massal  dalam  bentuk  dan  ukuran  yang  sama.

Contohnya  proses  perakitan  produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

 

2. Terminology Keseimbangan Lintasan

Istilah - istilah dalam keeimbangan lintasan :

  • Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitan
  • Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat  terbagi lagi.
  • Total Waktu Pengerjaan : yaitu  jumlah waktu  yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasan
  • Waktu   proses   stasiun   kerja   :   yaitu   jumlah   waktu   yang   dibutuhkan   untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut
  • Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasan
  • Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang   mengambarkan urutan   elemen kerja yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen .

 

3. Metode Keseimbangan lintasan

 a. Metode Bobot Posisi

Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara  metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi ( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas.

b. Metode pendekatan wilayah

Metode  pendekata  wilayah  dikembangkan  oleh  BedworthMetode  ini  merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar.

c. Metode Largest Candidate Rule

Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.

d. Metode keseimbangan lintasanTerkomputerisasi

Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan, yaitu sebagai berikut:

COMSOAL (Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi      persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya

CALB (Computer Assembly Line Balancing), CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran

ALPACA (Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.



Senin, 11 Januari 2021

PERTEMUAN 2 SEMESTER GENAP PKK XII TP 1

 


Assalaamu’alaikum wr.wb

Semoga kalian dalam keadaan sehat dan siap meraih masa depan yang gemilang didepan sana. Walupun tantangan dan rintangan senantiasa ada. Jiwa optimis dan rasa percaya pada masa depan yang pasti lebih baik akan mengantarkan pada kesuksesan.

Selamat bertemu kembali dalam pembelajaran daring PKK kleas XII TP 1

Mteri kita pada pertemuan ini adalah “Menerapkan Proses Produksi Massal”

 

Modul 12

PROSES PRODUKSI MASSAL BARANG DAN JASA

 

3.12. Menerapkan proses produksi missal

4.12. Melakukan produksi massal

 - Baca dan pelajari materi berikut.

 - Jawablah pertanyaannya !


Menerapkan proses produksi secara massal dapat dikelompokkan menurut beberapa segi. Pengelompokan ini dapat ditentukan berdasarkan tujuan, volume produk, bahan baku dan lain sebagainya.

A.      Penerapan Proses Produksi Berdasarkan Wujudnya

1.   Proses Produksi Kimiawi. Proses Produksi ini menitikberatkan pada proses analisa dan sintesa dari senyawa kimia, seperti pada perusahaan obat, tambang minyak dan lain sebagainya.

2.  Proses Produksi Modifikasi. Proses Produksi ini menitikberatkan pada proses perubahan bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi. Contoh pada perusahaan meubel atau garmen.

3.  Proses Produksi Assembling. Proses Produksi Assembling adalah proses produksi perakitan komponen barang, baik produk sendiri maupun membeli komponen dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan otomotif elektronik dan lain sebagainya.

4.  Proses Produksi Transportasi. Merupakan jasa pemindahan tempat baik barang atau manusia. Pemindahan tersebut berkaitan dengan penambahan nilai guna barang atau manusia tersebut.

5. Proses Produksi Jasa Administrasi. Merupakan perusahaan yang menitik-beratkan pada kegiatan jasa administrasi. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan penyusunan, penyimpanan, penyajian data dan lain sebagainya yang dibutuhkan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya.



B.      Jenis Produksi Berdasarkan Arus Proses Produksi.

1.        Proses Produksi Terus Menerus.

Pada proses produksi jenis ini, arus produksi dari satu operasi ke operasi berikutnya berjalan tanpa jeda sehingga tidak terjadi penumpukan produk pada suatu titik tertentu untuk menuju proses selanjutnya.

Ciri-ciri proses produksi terus menerus antara lain sebagai berikut :

·      Pola ini akan selalu sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas, dan lain lain.

·      Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk akhir.

·      Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.

·      Pengaruh operator kecil.

·      Tidak memerlukan banyak karyawan.

·      Jika ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total.

·      Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik.

·      Variasi jenis produk relatif sedikit.



2.       Proses Produksi Terputus-putus.

Proses produksi terputus-putus diterapkan pada proses produksi dimana tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah.

Ciri-ciri proses produksi terputus putus antara lain sebagai berikut :

·      Menghasilkan produk lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak.

·      Berproduksi atas pesanan.

·      Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya.

·      Mesin-mesin bersifat general purpose machine.

·      Pengaruh karyawan lebih besar.

·      Bila terjadi kemacetan pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total.

·      Diperlukan pengendalian proses yang baik.

·      Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi.

·      Peralatan besifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia.

·      Diperlukan ruangan yang cukup besar.


3.       Proses Produksi Campuran.

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara penuh sesuai kemampuan sumberdaya perusahaannya.

 

Keuntungan dari Produksi Massal

Kerugian dan Kekurangan Produksi Massal

Tahapan Produks Massal - Dampak dari penggunaan metode produksi massal salah satunya yaitu kebutuhan modal yang besar atau membutuhkan banyak pengeluaran. Dan jika terjadi kesalahan desain pada kemasan produk dan barang maka perusahaan harus merombak ulang semua infrastruktur yang telah dibuatnya tersebut, dan pastinya hal ini tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan, dan juga mengeluarkan uang tambahan.

Memproduksi secara bersamaan atau produksi massal bukanlah metode produksi yang fleksibel. Jika terjadi error / kesalahan pada mesin akan mengakibatkan produksi berhenti secara keseluruhan dan menyebabkan kerugian seiring berjalannya waktu perbaikan.(Dika)

 

PERTEMUAN 8

 Setelah mempelajari pertemuan 7 maka kerjakanlah soal berikut : Memuat…