Assalaamu'alaikum wr.wb.
Anak-anaku siswa kelas XII TP 1 semoga semua dalam keadaan sehat
Mari kita tetap semangat belajar dalam kondisi bagaimanapun, jangan lupa tetap bahagia dan menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan.
PERENCANAAN PRODUKSI MASAL (2)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
1) Memahami pengertia produksi, produk, jasa dan
produktivitas;
2) Mengetahui karakteristik, atribut, dan kualitas produk;
3) Memahami pengertian jasa;
4) Mengetahu karakteristik, jenis dan kualitas jasa.
E. Kualitas produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2006), kualitas produk
merupakan salah satu sarana positioning utama pasar. Kualitas produk mempunyai
dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas
berhubungan erat dengan nilai pelanggan. Dalam arti sempit kualitas bisa didefinisikan
sebagai bebas dari kerusakan. Kualitas produk mengandung pengertian bahwa produk
tersebut memiliki keunggulan dibandingkan produk pesaing.
1. Dimensi Kualitas
Produk
Untuk mempertahankan keunggulan produk di pasaran,
perusahaan perlu memahami beberapa
dimensi yang digunakan konsumen untuk membedakan produk yang satu dengan
yang lainnya. Menurut Tjiptono, dimensi
kualitas produk meliputi :
a.
Kinerja (performance)
Kinerja adalah karakteristik operasi pokok
dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya dalam produk mobil
meliputi kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut,
kemudahan, dan kenyamanan dalam mengemudi.
b.
Keistimewaan tambahan (features)
Adalah karakteristik sekunder atau
pelengkap. Misalnya, dalam produk mobil meliputi kelengkapan interior dan
eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system,
dan power steering.
c.
Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai, misalnya, produk mobil tersebut tidak sering
ngadat / macet / rewel / rusak.
d.
Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to
specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya produk
mobil tersebut memenuhi standar keamanan dan emisi.
e.
Daya tahan (durability)
Daya tahan ini berkaitan dengan berapa lama
produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun
umur ekonomis penggunaan mobil.
f.
Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca
indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang
artistik, serta warna yang menarik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas
Produk
Kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan dari proses produksi
barang/jasa. Untuk itu, perusahaan menetapkan kualitas produksinya pada kondisi
terbaik produk tersebut yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Artinya proses penetapkan kualitas suatu produk perlu memperhatikan faktor dan
sifat produk yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk, yaitu :
a. Fungsi suatu barang, dalam memproduksi barang perlu
memperhatikan fungsinya, sehingga barang yang diproduksi benar-benar sesuai
dengan kebutuhan dan fungsinya.
b. Wujud luar suatu barang, terkadang konsumen memilih
barang berdasarkan tampilan wujud luar barang tersebut.
c. Biaya barang, biaya produksi dan harga jual suatu
barang akan menentukan kualitas barang bersangkutan. Umumnya, barang yang
memiliki biaya produksi mahal, maka kualitasnya pun tinggi dibandingkan dengan
barang sejenis dengan biaya produksi lebih rendah.
3. Tahap-tahap Mengelola Kualitas
Produk
Menurut Griffin, ada beberapa tahap untuk mengelola kualitas produk,
yaitu :
1.
Perencanaan untuk kualitas, Perencanaan kualitas meliputi dua hal, yaitu
kinerja kualitas dan keandalan kualitas. Kinerja kualitas berkaitan dengan
keistimewaan kinerja suatu produk. Adapun keandalan kualitas mengacu pada
konsistensi kualitas produkdari unit ke unit.
2.
Mengorganisasi untuk kualitas,
Dalam memproduksi barang/jasa yang berkualitas memerlukan usaha dari
seluruh bagian dalam sebuah organisasi (perusahaan).
3.
Pengarahan untuk kualitas,
Pengarahan kualitas memiliki arti bahwa seluruh manajer harus memotivasi
para pegawai bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan, yaitu kualitas produk
yang baik.
4.
Pengendalian untuk kualitas,
Pengendalian
kualitas dilakukan dengan mengadakan kegiatan monitor produk. Dengan melakukan monitor
barang/jasa, maka suatu perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat
koreksinya.
F. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk adalah pembagian produk berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Produsen melakukan Klasifikasi produk dengan tujuan
untuk mendapatkan kelompok produk yang memiliki perilaku seragam ataupun hampir
seragam.
Secara umum para pemasar mengklasifikasikan produk
berdasarkan :
1. Klasifikasi Produk
Berdasarkan Keberwujudan (Tangibility)
Dapat diklasifikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a. Barang,
merupakan produk yang berwujud fisik, barang dapat dilihat, diraba, dirasa,
dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa, merupakan
produk yang tidak memiliki bentuk (abstrak) yang berupa kegiatan atau aktivitas
yang bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Produk jasa dapat dikaitkan
atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Contoh produk dalam bentuk
jasa, yaitu ojek online, taksi online, travel, servis mobil/motor, kursus
menjahit, dan bimbingan belajar.
2. Klasifikasi Produk
Berdasarkan Daya Tahan (Durability)
Dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang
tidak tahan lama (nondurable goods), adalah barang berwujud yang habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain umur ekonomisnya kurang
dari satu tahun. Contoh, sabun, pasta gigi, minuman dan makanan.
b. Barang
tahan lama (durable goods), adalah barang berwujud yang dapat bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun lebih). Misalnya, sepatu, Hp, laptop, TV LED/LCD, lemari es, AC.
3. Klasifikasi Produk
Berdasarkan Kegunaan
Berdasarkan kriteria ini Fandy
Tjiptono (1999: 9-101), mengklasifikasikan produk menjadi dua kelompok, yaitu
produk konsumen dan produk industrial
a. Produk konsumen (Consumer’s Goods)
Adalah
produk yang dibeli konsumen untuk dikonsumsi sendiri (individu atau rumah tangga).
Produk ini dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1.
Convenience goods atau produk sehari-hari, adalah produk konsumen yang
pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi, dibutuhkan dalam waktu segera
dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya.
Berdasarkan
cara pembeliannya convenience goods dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.
Staples, adalah barang yang dibeli oleh konsumen
secara rutin, contoh : sabun mandi, pasta gigi, sampo, dll.
b.
Impulse goods, adalah produk yang dibeli tanpa
perencanaan terlebih dahulu atau tanpa usaha mencarinya. Biasanya impulse goods
selalu tersedia dan ditawarkan di banyak tempat tersebar, sehingga konsumen
tidak perlu mencarinya. Contoh, permen, coklat, dll.
c.
Emergency goods, yaitu produk yang dibeli konsumen
karena dibutuhkan secara mendesak, contoh jas hujan, payung disaat musim hujan.
2.
Shooping Goods, adalah produk konsumen yang pembeliannya dipilih dan
dibandingkan di antara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding
tersebut seperti harga, kualitas, dan model.
Produk shopping terdiri dari dua jenis, yaitu :
a.
Homogeneous shopping goods, adalah barang yang dianggap serupa dalam hal
kualitas namun berbeda harga. Dengan begitu konsumen akan berusaha mencari
harga yang paling murah dengan membandingkannya dari satu toko ke toko lain.
Contoh TV, mesin cuci, tape recorder, dll.
b.
Heterogeneous shopping goods, yaitu produk-produk yang karakteristik atau
features (ciri-ciri) dianggap lebih penting oleh konsumen dibandingkan
harganya. Contoh pakaian, perlengkapan rumah tangga, mebel dll.
3. Speciality Goods (Produk
Spesial)
Yaitu produk konsumen yang memiliki
karakteristik atau identifikasi merek yang unik. Umumnya jenis barang mewah
dengan merek dan model yang spesifik, misalnya mobil mewah, pakaian yang
dirancang oleh desainer terkenal, dll.
4. Unsought Goods (Produk Yang Tidak Dicari)
Yaitu produk yang keberadaannya
tidak diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk
membelinya. Unsought goods ada dua
jenis, yaitu :
a.
Regularly Unsought Product, yaitu produk yang
sebenarnya sudah ada dan telah diketahui oleh konsumen, tetapi tidak dipikirkan
oleh konsumen untuk membelinya. Contoh ensiklopedia, batu nisan, asuransi jiwa,
dan tanah kuburan.
b.
New Unsought Product, yaituproduk yang memang benar-benar
baru dan sama sekali belum pernah diketahui oleh konsumen. Jenis barang ini
biasanya merupakan hasil inovasi serta pengembangan produk baru, sehingga belum
banyak diketahui oleh konsumen.
Pengelompokan produk konsumen
tersebut didasari atas kebiasaan konsumen berbelanja barang yang tercermin
dalam tiga aspek.
1. Aspek usaha yang dilakukan
konsumen untuk sampai pada sebuah keputusan pembelian.
2. Aspek atribut-atribut yang
dipakai konsumen dalam pembelian.
3. Tercermin dalam aspek frekuensi
pembelian itu sendiri.
b. Produk Industri (Industrial’s Goods)
Adalah produk
yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait bisnis. Jadiperbedaan
antara produk konsumen dengan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya
produk.
Produk
industri diklasifikasikan dalam lima kategori, yaitu :
1.
Bahan Mentah, adalah barang yang akan menjadi bagian
dari suatu produk, berupa sumber daya alam seperti barang tambang, hasil hutan,
hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil peternakan.
2.
Bahan Manufaktur, produk industri yang menjadi
bagian dari produk jadi. Produk ini telah diproses dalam kondisi tertentu, dan
menjadi bahan dalam proses lebih lanjut, misalnya besi tuang untuk dijadikan
batangan baja, benang yang dipintal menjadi kain, dan tepung yang diolah
menjadi roti.
3.
Instalasi, adalah produk perusahaan yang dibuat
tahan lama, berharga mahal, merupakan sarana utama bagi perusahaan pengguna.
Misalnya bangunan pabrik, mesin diesel, kereta api, bus untuk perusahaan transportasi,
dan pesawat terbang untuk perusahaan penerbangan komersil.
4.
Perlengkapan operasi, digunakan dalam operasi
produksi sebuah perusahaan, namun tidak berpengaruh secara signifikan pada
skala operasi. Perlengkapan operasi tidak menjadi bagian nyata dari produk
jadi.
5.
Alat bantu, tergolong convenience products pada
sektor perusahaan. Alat bantu berumur pendek berupa produk berharga murah dan
dapat diperoleh dengan mudah. Barang ini digunakan dalam operasi perusahaan,
tetapi tidak menjadi bagian dari produk jadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar